Saturday, February 16, 2019

Cristiano Ronaldo Jadi Bukti Tidak Ada Usia Tua di Sepakbola Italia

Sepakbola Italia - Anomali umur keemasan terjadi di Serie A. Jika masa puncak pesepak bola beberapa besar liga di Eropa berusia 25-30 tahun, tidak tak berbeda di Italia. Pemain-pemain berusia di atas 30 tahun malah merajai kompetisi dalam serbuan daun muda.



Cristiano Ronaldo, penyerang Juventus, meningkatkan pundi-pundi satu gol dan satu asis saat membawa klubnya menang atas Frosinone, 3-0, di Stadion Allianz, Sabtu (16/2/2019) pagi-pagi sekali WIB. Pemain berusia 34 tahun tersebut kini kokoh di puncak top skor dengan 19 gol. Di sisi lain, dia sudah membuat 7 asis musim ini, yang membuatnya sebagai pemain terbanyak kedua dalam urusan asis.


Usia Ronaldo tidak menghalanginya bersinar bareng ”Nyonya Tua”. Musim ini, dia tercebur dalam 70 persen gol Juventus. Penampilannya jauh melebihi penyerang yang sedang dalam umur emas, 25 tahun, Paulo Dyballa (3 gol dan 4 asis).


Pelatih Juventus Massimiliano Allegri mempercayai Ronaldo belum terhitung tua di Serie A. Berdasarkan keterangan dari dia, pemain berusia di atas 30 tahun dapat mengalahkan usia mereka dengan konsentrasi tinggi.


”Ini ialah kelebihan Ronaldo. Dia selalu konsentrasi dalam masing-masing pertandingan ataupun latihan. Dia lebih tahu teknik menjaga dirinya daripada orang lain,” ucap mantan pelatih AC Milan itu.


Harus diakui, Ronaldo memang pintar mengasuh tubuh. Jurnalis asal Spanyol, Santiago Segurola, dalam Bleacher Report, mengucapkan kapten kesebelasan nasional Portugal tersebut tidak pernah terbit malam guna berpesta, santap malam, ataupun minum alkohol. Dia tidak jarang kali berlatih, baik bareng tim maupun sendiri di rumah.


Di luar kedahsyatan Ronaldo, pemain tua beda pun dapat menunjukkan kualitas di Serie A. Salah satu yang sangat patut disorot ialah penyerang Sampdoria, Fabio Quagliarella. Di umur 36 tahun, dia sudah mencetak 16 gol dan 6 asis dalam 19 laga. Penampilan tersebut membawanya ke peringkat kedua top skor sementara.


Bahkan akhir Januari 2019, pemain yang telah bermain 17 tahun di divisi utama liga Italia tersebut baru saja menyamai rekor mencetak gol dalam 11 laga berturut-turut milik Gabriel Batistuta. Dia menyamai rekor yang sudah bertahan 24 tahun itu. Bedanya, Batistuta menciptakan rekor tersebut pada umur 10 tahun lebih muda dari Quagliarella, 26 tahun.


”Saya tidak menyangka dapat menyamai rekor itu. Saya melulu tampil sebaik barangkali sejak mula musim. Hal tersebut membawa saya dapat sejauh ini,” kata mantan pemain Udinese tersebut.


Performa Quagliarella bukan seketika cemerlang. Meski kecepatannya telah menurun, dalam tiga tahun terakhir, dia selalu dapat mencetak lebih dari 10 gol dalam masing-masing musim di Serie A.


Lebih lambat


Penyerang Legenda Italia Vincenzo Montella menyatakan, Serie A memang lebih lambat dikomparasikan liga-liga di Eropa. Mantan pelatih Sevilla, AS Roma, dan Fiorentina tersebut menilai urusan itu membuat pemain di Serie A dapat tetap pada puncak performa walaupun tidak dalam umur emas.


”Bisa terlihat saat bermain di persaingan Eropa. Kemampuan jasmani utamanya kecepatan kesebelasan Italia bakal kalah. Karena itu, anda lebih sulit berlomba di Eropa. Fabio Capello benar mengenai hal kecepatan. Bahwa, kecepatan di Italia separuh lebih lambat daripada liga lain,” kata Montella, yang masih bermain di AS Roma sampai usia 35 tahun, untuk tribalfootball.com.


Sepak bola Italia memang lebih mengutamakan keterampilan teknis dan taktis. Tidak seperti, misalnya, Liga Primer Inggris yang mengandalkan kecepatan dan adu fisik. Di samping itu, Italia memang lebih familiar dengan seni bertahannya ala catenaccio.


Pemain berusia di atas 30 tahun terbukti moncer dalam satu dasawarsa terakhir di Serie A. Jika disaksikan grafik pemain terbaik masing-masing tahun, tujuh kali gelar pemain terbaik dalam 10 tahun berusia di atas 30 tahun, yakni Andrea Pirlo (tiga kali), Gianluigi Buffon, Carlos Tevez, Antonio di Natale, dan Diego Milito.


Hal ini lumayan kontras bila dikomparasikan dengan Liga Primer. Dalam satu dasawarsa terakhir, pemain tertua yang meraih penghargaan pemain terbaik ialah Robin van Persie pada 2011-2012. Saat tersebut dia berusia 29 tahun.


Di sisi lain, pemain Italia, laksana Francesco Totti dan Paulo Maldini, masih dapat bermain sampai usia 40 tahun serta Luca Toni sampai 38 tahun, sebelum pensiun di Serie A. Nasib bertolak belakang dialami pemain-pemain Inggris, antara beda Steven Gerrard, Wayne Rooney, dan Frank Lampard, yang mesti migrasi ke Liga Amerika Serikat sebelum menginjak 35 tahun.

No comments:

Post a Comment